Selasa, 08 Februari 2011

Aku ini 'ELANG' bukan Ayam

Sebutir telur elang terjatuh di daerah peternakan ayam. Oleh peternak, telur elang itu disatukan ke kumpulan telur ayam dan dierami.  Singkat cerita, menetaslah telur elang itu dan menjadi elang kecil bersama dengan telur-telur ayam lainnya. Karena berada di lingkungan ayam maka elang kecil itu pun berperilaku sebagai ayam, mengais tanah, mencari cacing dan tak pernah memanfaatkan sayapnya.
Suatu hari elang yang sedang beranjak remaja  melihat seekor unggas gagah berani di ketinggian, di atas langit, sayap unggas itu lebar terbentang menutupi matahari. Elang itu pun kagum sekali dengan unggas gagah itu. Dia lalu bertanya kepada teman-temannya siapakah  unggas gagah itu. 

Kata  seorang temannya, "Namanya 'Elang', dia punya sayap selebar daun pisang, kakinya sekuat baja, dan paruhnya mampu mengoyak kayu." 

Lalu kata elang itu, "Aku ingin seperti dia, bisa terbang tinggi mengepakkan sayap dan terbang jauh sampai ke ujung samudera"

Seorang teman yang lain langsung menyela, "hah, mimpi kau anak muda, kita itu ayam dan akan tetap menjadi ayam, jangan kau bermimpi terlalu tinggi, bias-bisa stress nanti"

Teman lainnya pun menyambar, "Kita ini sudah ditakdirkan menjadi ayam, jangan lah kita melawan takdir dari yang diatas"…

Mendengar itu si elang pun tertunduk dan kecewa akan takdirnya, dia putus asa dan menerima kalau dirinya itu ayam dan akan tetap menjadi ayam, si elang pun lantas kembali mengais-ngais tanah untuk mencari makanannya.




 Setiap orang  pasti memiliki mimpi, ntah itu berupa cita-cita, imajinasi dan sebagainya. Namun kebanyakan dari mereka membunuh sendiri mimpinya. Mereka tidak berani bermimpi, karena merasa mimpinya tidak mungkin tercapai, merasa diri tidak ada apa-apanya, tidak sanggup dan seringkali merendahkan dirinya sendiri, apa lagi seringkali kata-kata 'udah takdir', yang dibawa-bawa.

Cerita ini merupakan perumpamaan  kita yang menganggap diri kita rendah seperti ayam. Sering kali di suatu pengambilan keputusan kita tidak melihat potensi yang ada dalam diri kita sendiri, apa lagi klo situasi dan lingkungan ikut-ikutan untuk tidak bersahabat. Satu hal yang perlu kita ketahui adalah kita ini ELANG yang mampu terbang tinggi, bukan menerima nasib sebagai ayam yang mengais-ngais tanah.

Selalu katakan bisa  untuk terbang tinggi, jangan seperti elang yang dibesarkan ayam, yang tidak menyadari potensi yang ada dalam dirinya.

Setiap  orang memiliki jiwa elang, hanya saja banyak orang yang menganggap dirinya ayam.